PRAKTIKUM FISIKA Menentukan Kalor Yang Hilang Dalam Proses Pertukaran Kalor




PRAKTIKUM FISIKA
Menentukan Kalor Yang Hilang
Dalam Proses Pertukaran Kalor







Disusun Oleh
Nama :       Cindy Larasati
Nim    :       15140108
Kelas  :       B12.2
Dosen Pembimbing:  Dr. Domi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
                                                 2015-2016


I. TUJUAN PRATIKUM
a)      Agar mahasiswa dapat menentukan jumlah kalor yang hilang dalam proses pertukaran kalor antara air yang bersuhu tinggi dan air yang bersuhu rendah.
b)      Agar mahasiswa dapat menentukan faktor –faktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang hilang.

II. ALAT DAN BAHAN
Dalam pratikum ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
a)      Beaker glass 250 ml, 2 buah
b)      Pemanas air
c)      Termometer batang
d)      Timbangan
e)      Gabus
f)       Triport
g)      Beakerstainless

III. DASAR TEORI
Kalor adalah suatu bentuk energy yang dapat mengalir dari satu zat ke zat yang lainnya. Umumnya kalor mengalir dari benda atau zat yang bersuhu lebih tinggi ke zat yang lain yang bersuhu lebih rendah. Satuan kalor menurut SI sama dengan satuan energy, yaitu joule. Akan tetapi sering juga dipakai satuan lain yang lain yaitu kalori. (1 kalori = 0,24) dan  (1 joule = 4,184).
Besarnya kalor yang diserap untuk menaikan suhu benda bermasa m sebesar t (suhu):
Q= M c T


Q= C T

·         Q = Kalor ( joule)
·         M = Massa (M)
·          C = Kalor jenis (J/kg.K)
·         T= Perubahan suhu (C)
·         C = Kapasitas kalor (J/K)
ASAS BLACK
Kalau dua zat yang suhunya tidak sama di campur, zat yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor dan zat yang bersuhu rendah akan menyerap kalor sampai terjadi kesetimbangan termal. Asas Black menyatakan kalau kalor yang di lepas sama dengan kalor yang diserap.
QLepas = QSerap

QLepas = kalor yang dilepaskan benda bersuhu tinggi
QSerap = kalor yang diserap benda bersuhu rendah
● KALOR LATEN
Kalor yang diserap benda akan digunakan untuk menaikan suhu atau mengubah wujud benda. Kalor yang di butuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud disebut kalor laten.
Q = m L

Jika dua system yang berbeda suhunya bersentuhan, maka system yang suhunya lebih tinggi akan melepaskan kalor dan system yang suhunya lebih rendah akan menyerap kalor. Karena melepas kalor, maka system yang suhunya lebih tinggi akan turun suhunya. Sebaliknya system yang suhunya lebih rendah akan naik suhunya. Pada suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal, dan suhu kedua system menjadi sama.
Menurut hokum kekekalan energy (asas black) “kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diserap. Dal kasus kedua system  adalah system terbuka, maka sebagian kalor diserap oleh lingkungan. Kalor ini sering dianggap sebagai kalor yang hilang.hukum kekekalan energy juga dapat ditulis dengan persamaan
Qserap=Qlepas
Misalnya bejana 1 berisi air dengan massa m1 dan suhu awal t1. Bejana 2 berisi air dengan massa m2 dan suhu t2. Diketahiu t2 lebih besar dati t1. Kalor jenis air adalah 1 kal/gram C.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur yang dilakukan dalam partikum ini yaitu:
a)      Isi air dalam 2 bejana, masing-masing ± 100 ml.
b)      Ukur volume air dalam masing-masing bejana.
c)      Timbang massa air dalam masing-masing bejana.
d)      Panaskan air dalam salah satu bejana.
e)      Ukur suhu air dalam masing-masing bejana.
f)       Campurkan air ke dalam salah satu bejana.
g)      Biarkan beberapa saat sampai suhu campuran air itu konstan.
h)      Ukur suhu campuran itu.
i)        Catat semua data yang diperoleh.
Lapisi salah satu bejana tempat mencampur air dengan gabus. Ulangi kembali langkah a sampai h.
V. DATA
Dalam pratikum kali ini dilakukan dua kali percobaan yaitu percobaan pertama dilakukan tanpa melapisi gabus pada alat, dan percobaan ke dua dilakukan dengan melapisi alat menggunakan gabus. Percobaan ini dilakukan agar dapat mengatahui pebedaan suhu yang terjadi. Adaun data yang diperoleh sebagai berikut:

Percobaan tanpa lapisan gabus

Volume air dingin= V2(cm3)
Massa air dingin= m1 (gram)
Suhu air dingin= t1 (C)
Volume air panas= v2 (cm3)
Massa air panas= m2 (gram)
Suhu air panas= t2 (C)
Suhu campuran= tc (C)
50
49,64
26
50
45,22
78
44

● Percobaan dengan pelapis gabus
Volume air dingin= V2(cm3)
Massa air dingin= m1 (gram)
Suhu air dingin= t1 (⁰C)
Volume air panas= v2 (cm3)
Massa air panas= m2 (gram)
Suhu air panas= t2 (⁰C)
Suhu campuran= tc (⁰C)
50
38,53
30
50
45,22
80
50

VI. ANALASIS DATA
Dari data yang diperoleh kami dapat mengetahui perbedaan suhu yang terjadi yaitu dengan cara :
percobaan tanpa gabus
Diketahui:
·         T1 = 26 (C)
·         T2 = 78 (C)
·         Tc = 44 (C)
·         C = 1  (J/KgC)
·         M1= 49,64 (Kg)
·         M2= 45,22 (Kg)
Penyelesaian:
Qhilang = M2 x C x (t2-tc) -  M1 x C x (tc-t1)
Qhilang = 45,22 x 1 x (78-44) – 49,64 x 1 X (44-26)
Qhilang  = 45,22 x 34 – 49,64 x 18
Qhilang = 1537,48 – 893,52
Qhilang = 643,96 Joule


percobaan menggunakan gabus
Diketahui:
·         T1 = 30 C
·         T2 = 80 C
·         Tc = 50 C
·         M1= 38,53 gram
·         M2= 45,22 gram
·         C   = 1 J/KgC
Penyelesaian:
Qhilang =  M2 x C x (t2-tc) -  M1 x C x (tc-t1)
Qhilang = 45,22 x 1 x (80-50) – 38,53 x 1 x (50-30)
Qhilang = 45,22 x 30 – 38,53 x 20
Qhilang = 1356,6 – 770,6
Qhilang = 586 Joule

VII. Kesimpulan
Dari pratikum yang di lalakukan dapat di simpulkan bahwa pada dengan menggunakan alat yang dilapisi gabus sulit untuk menyerapa kalor sehingga kalor yang hilang hanya sedikit yaitu hanya kehilangan kalor sebesar 586 joule, sedangkan dalam pratikum yang pertama kehilangan kalor lebih besar yaitu 643,96 joule karena benda yang digunakan sangat mudah menyerap kalor. Dalam percobaan tersebut dapat dibuktikan bahwa air yang bersuhu tinggi dicampur dengan air yang bersuhu rendah maka  air yang bersuhu rendah akan menyerap kalor dan air yang bersuhu tinggi akan melepas kalor.

VIII. APLIKASI MEDIS
            Pemeliharaan suhu tubuh pada pasien yang mengalami suhu dibawah normal, untuk melindungi tubuh pasien kita perlu memakaikan pakaian dan selimut yang dapat menghangatkan tubuhnya. Pakaian dan selimut berperan sebagai insulator, bukan menjaga agar dingin tidak masuk, tetapi menjaga agar panas tetap berada pada tubuh. Sebaliknya jika pasien mengalami demam atau suhu tubuh diatas normal kita perlu melepaskan semua semua lapisan penghalang atau menempatkan pasien dalam air dingin atau hangat. Keluarnya panas dari tubuh akan meningkat, panas keluar ke dalam molekul air bukan ke dalam molekul udara. Metode ini sering kali lebih efektif dibandingkan mengelap pasien dan lebih mudah dilakukan pada anak yang sering kali terlalu aktif atau kesal jika harus berbaring saat dikompres. Jenis  Peralatan peralatan yang membantu pengeluaran panas mencakup matras hipotermik dan selimut yang dibuat dengan bahan khusus penyerap panas atau mengusapkan larutan alcohol dan air pada pasien. Larutan ini dapat menyerap panas dan kemudian menguap dan digantikan oleh larutan baru yang dapat menyerap lebih banyak panas lagi.
            Menangani pasien dengan cara kompres,kompres adalah bantalan dari lenen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan terkadang mengandung obat dan dapat bersih ataupun  kering, panas ataupun dingin. Adapun tujuan kompres adalah sebagai berikut:
1.      Membantu menurunkan suhu tubuh
2.      Mengurangi rasa sakit atau nyeri
3.      Membantu mengurangi pendarahan
4.      Membatasi peradangan
Kompres dapat dilakukan pada:
1.      Pasien yang suhunya tinggi
2.      Pasien dengan pendarahan hebat
3.      Pasien yang kesakitan (misal infiltrate appendikuler, sakit kepala yang hebat)
Beberapa mekanisme kompres terhadap tubuh sebagai berikut:
            Kompres panas dan dingin mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda.
1.      Kompres dingin mempengaruhi tubuh dengan cara menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi), mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area, mematirasakan sensasi nyeri, memperlambat proses kehidupan, memperlambat proses inflamasi, mengurangi rasa gatal, mengurangi rasa gatal.
2.      Kompres panas dapat mempengaruhi mempelebar pembuluh darah (Vasodilatasi), memberi tambahan nutrisi dan oksigen untuk sel dan membuang sampah-sampah tubuh, meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh, mempercepat penyembuhan, dapat menyejukan.
Jadi kompres sangat penting dan sangat berpengaruh pada
Pada saat suhu tubuh kurang stabil, dan dapat mengurangi rasa sakit atau nyeri pada tubuh. Kompres  bisa dilakukan untuk siapa saja misal bayi, balita, anak-anak, orang dewasa, maupun lansia.

IX. TUGAS DAN PETANYAAN
1.      Berapa kalori yang diserap oleh lingkungan (kalor yang hilang)?
2.      Apa cara yangbisa ditempuh untuk mengurangi kalor yang hilang? Beri contoh alat yang dirancang dengan pertimbangan mengurangi kalor yang hilang? Bagaimana cara kerjanya?






JAWABAN
1) a. Pada pratikum pertama yaitu tanpa menggunakan gabus kalor yang hilang adalah 643,96 Joule
● percobaan tanpa gabus
Diketahui:
T1 = 26 (⁰C)
T2 = 78 (⁰C)
Tc = 44 (⁰C)
C = 1  (J/Kg⁰C)
M1= 49,64 (Kg)
M2= 45,22 (Kg)
Penyelesaian:
Qhilang = M2 x C x (t2-tc) -  M1 x C x (tc-t1)
Qhilang = 45,22 x 1 x (78-44) – 49,64 x 1 X (44-26)
Qhilang  = 45,22 x 34 – 49,64 x 18
Qhilang = 643,96 Joule
b.pratikum kedua yang menggunakan gabus kalor yang hilang adalah 586 Joule
● percobaan menggunakan gabus
Diketahui:
T1 = 30 ⁰C
T2 = 80 ⁰C
Tc = 50 ⁰C
M1= 38,53 gram
M2= 45,22 gram
            C   = 1 J/Kg⁰C
Penyelesaian:
Qhilang =  M2 x C x (t2-tc) -  M1 x C x (tc-t1)
Qhilang = 45,22 x 1 x (80-50) – 38,53 x 1 x (50-30)
Qhilang = 45,22 x 30 – 38,53 x 20
Qhilang = 1356,6 – 770,6
Qhilang = 586 Joule

2) Dengan cara alat yang yang bernama beakerstainless yang  dilapisi dengan gabus sehingga       kalor hanya sedikit yang hilang dikarenakan alat ini sulit melepas kalor.
Contoh alat yang dapat mengurangi kalor yang hilang adalat Termos.
Cara kerja termos adalah Menurut teori pertukaran dari Henry Prevost Bagge (1824-1918) bahwa benda yang lebih dingin selalu menyerap gelombang panas dari benda yang lain sampai kedua bendanya mempunyai temperature yang sama. Didasarkan pada teori ini maka the yang panas ataupun dingin dalam termos akan kehilangan panas atau menyerap panas dari tempatnya. Namun, termos sudah didesain agar bisa menghambat ketiga cara panas dapat berpindah adalah: konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan molekul-molekul benda tersebut. Konveksi adalah perpindahan kalor disertai dengan perpindahan molekul-molekul benda tersebut. Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa media perambat.
Jadi prinsip kerjanya termos air adalah sebagai isolator atau pencegah berpindahnya panas dari air keudara luar. Karena tekanan udara luar untuk daerah tinggi memeng lebih rendah  dibandingkan di daerah dataran rendah, sebagai molekul air lebih mudah terlepas ke udara menjadi uap (mendidih). Waktu memasak air didataran tinggi air akan mudah mendidih, karena titik didih zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara di atas permukaan zat cair, maka semakin rendah titik didih zat cair tersebut didaerah dataran tinggi tekanan udaranya lebih kecil.  Jadi karena titik didih dataran tinggi lebih rendah maka air akan lebih cepat mendidih.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »