Macam-Macam Diit Hipertensi



NAMA  : CINDY LARASATI
NIM       : 15140108
KELAS  : B12.2

PRINSIP DIIT HIPERTENSI
A.    Macam-Macam Diit Hipertensi
Ada empat macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekana darah (Astawan,2002) , yaitu :
1.      Diit rendah garam
Diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diit rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium atau natrium (Na).Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diit rendah garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat – zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium (Gunawan, 2001).
Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium (obat sakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. (Hayens, 2003).
Tujuan diit garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Adapun syarat-syarat diit garam rendah adalah :
a.       Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.
b.      Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
c.       Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi.
Pemberian diit garam rendah tergantung pada berat tidaknya retensi garam/air dan hipertensi. Terdapat 3 jenis diit garam rendah yaitu :



a.       Diit Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diit garam rendah I ditujukan pada pasien dengan asites/edema dan hipertensi berat. Pada kondisi ini tidak diperkenankan menambahkan garam ke dalam masakan yang dikonsumsi dan menghindari makanan yang tinggi natrium.

b.      Diit Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diit ini diberikan kepada pasien edema/asites, dan hipertensi yang tidak terlalu berat. Dianjurkan menghindari makanan dengan kandungan natrium tinggi. Diperbolehkan menggunakan garam dalam pemasakan sebesar 0,5 sendok teh (2g).
c.       Diit Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diit ini diberikan pada pasien dengan edema atau hipertensi ringan. Pada maskaannya boleh ditambahkan garam dapur sebanyak 1 sendok teh (4g). Namun tetap menghindari jenis makanan yang mengandung natrium tinggi
2.      Diit rendah kolestrol dan lemak terbatas.
Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari – hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 – 50 % dari setiap makanan (Amir, 2002).
3.      Diit tinggi serat
Serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah – buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi (Mayo, 2005).
4.      Diit rendah kalori
Dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diit, perlu diperhatikan hal – hal berikut :

a.       Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu.
b.      Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c.       Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan
REFRENSI


Prinsip Diit pada Ibu Hamil dengan Anemia
A.    Pola Makan
Pola makan yang sehat bukan saja dalam pemilihan jenis makanan, termasuk juga jadwal.
1.      Pola Makan Untuk Ibu Hamil
Zat gizi juga diperlukan selama ibu mengandung, baik untuk pertumbuhan organ reproduksi ibu yang kuat maupun pertambuhan janin. Ibu hamil membutuhkan zat gizi lebih banyak daripada yang diperlukan sebelum hamil. Pola makan yang akan dibahas disini adalah sebagai berikut:
2.      Frekuensi Makan
Makan 1 sampai 2 piring lebih banyak dari sebelum hamil, makan 4 sampai 5 kali sehari (Depkes dan Kesos RI, 2000:15). Patuhi jadwal makan, yaitu makan makanan bergizi 3 kali sehari pada waktu yang tepat, yaitu sarapan, makan siang dan makan malam, dan 2 kali makan makanan selingan (Kasdu, Meilisari, Purwaningsih dalam Info Lengkap Kehamilan dan Persalinan, 2001:95).
3.      Jenis Makanan
Jenis makanan berpengaruh dalam pemilihan macam lauk pauk untuk memperoleh keadaan gizi yang baik. Untuk memperoleh gizi yang baik tersebut, tidak perlu suatu pola makan tertentu yang harus ditaati, namun dengan diversifikasikan menu, taraf gizi baik akan dapat dicapai.
4.      Jumlah Makanan
Kebutuhan fisiologi sewaktu hamil ialah energi, protein dan zat besi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta pertambahan besar organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata yang dianjurkan per orang per hari khusus untuk ibu hamil disederhanakan dalam bentuk ukuran rumah tangga yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.2 Kebutuhan Makanan I bu Hamil Sehari-hari
No
Jenis Makanan
Jumlah makanan

Nasi/Pengganti
4-5 piring

Lauk Hewani
4-5 potong

Lauk Nabati
2-4 potong

Sayuran
2-3 potong

Buah-Buahan
3 potong
Sumber : Depkes dan Kesos RI (2000:7)
5.      Pemilihan Makanan
Pemilihan makanan yang dimakan harus beraneka ragam dan bervariasi. Oleh karena itu, ibu hamil harus memakan makanan yang merupakan sumber dari zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh meliputi sumber karbohidrat, sumber protein, sumber lemak, sumber mineral terutama zat besi dan sumber vitamin terutama vitamin C.
6.      Kategori Pola Makan
Pola makan pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga katagori, yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan tingkatan absorpsi zat besi masing-masing 5% (FAO/WHO, 1989). Pola menu yang tergolong rendah absorpsi zat besinya (5%), menrpakan pola menu yang hanya terdiri dari nasi atau umbi-umbian dengan kacang-kacangan dan sedikit Vitamin C. Sebaiknya menu makanan ini lebih banyak terdiri dari bahan makanan yang mengandung fitat, serat, poliphenol, bekatul dan lain-lain, yang menghambat absorpsi zat besi.
REFRENSI
https://www.facebook.com/notes/elsa-dwi-yulianti/prinsip-diit-pada-ibu-hamil-dengan-anemia/378949915543262



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »