KONSEPSI




Nama: Cindy Larasati
NIM: 15140108
Kelas: B12.2



KONSEPSI
A.    KONSEPSI
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhinya beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut:
Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
1.      Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
2.      Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
3.      Tidak ada barrier atau hambatan sperma yang mencegah sperma mencapai, melakuakan penetrasi, dan samapai akhirnya membuahi ovum.
Agar terjadinya kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepatdihari wanita ovulasi karena sperma dapat hidup sampai tiga hari didalam vagina,sedangkan ovum hanya bertahan 12-24 jam setelah dikeluarkan dari ovarium (ovulasi). Ovulasi dapat dikenali melalui bentuk cairan vagian yang keluar. Jika terlihat bening, banyak, dan licin, maka ke.mungkinan besar wanita dalam keadaan subur, cairan secara bertahap akan menjadi kental dan berwarna putih keruh setelah melewati masa ovulasi. Selain itu ovulasi dapat juga diprediksi melalui penghitungan siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi pada hari ke-12  sampai hari ke-14 siklus menstruasi, namun cara ini kurang dapat digunakan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Diperkirakan ada 300 juta sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi dan yang dapat ditampaung oleh bagian belakang vagina, namun dalam perjalannya hanya beberapa ribu saja yang dapat mencapai tubafalopi. Lingkungan vagina yang asam dan adanya daya fagosit dari uterus membuat sebagian besar sperma tidak mampu untuk bertambah hidup, yang akhirnya dikeluarkan lagi melalu vagina.
B.     FERTILISASI
Fertilisasi merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum terjadi penyatuan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga menjadi buah kelamin.

Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai dengan fertilisasi.
a.       Sperma memasuki vagina
Sperma di ejakulasi di forniks vagina saat koitus, menuju ke ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.
b.      Proses kapasitasi
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk mencapai ampula tuba.
c.       Reaksi akromosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bisa menebus lapisan oosit/ovum.
d.      Sperma memasuki zona pellusida dan  corona radiate
Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan mengancerkan corona radiate dan zona pellusida.
e.       Reaksi granula kortikal
Merupakan sel-sel granulose yang berada di sekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk kedalam oosit, sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk.
f.       Fertilisasi
1.      Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk pronukleus pria.
2.      Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.
3.      Kedua pronukleus berfusi.
Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas bahan ginetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam setelah konsepsi mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Segera setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan akhirnyawaktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel-sel ya ng sama besarnya, disebut morulla. Proses selanjutnya adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba ke dalam kavum uteri pada tingkat blastula.



C.     IMPLANTASI (NIDASI)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada dindig depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang  excoeloma membentuk endotrm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar membentuk ruang amnion. Terbentuklah suatu lempeng embrional yang tumbuh di antara amnion dan yolk sac.

















PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI
Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi. Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung dari hari pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.
Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting yaitu: tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak terbentuk dalam pertumbuhan; embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh; janin (fetus) di atas usia 5 minggu dan sudah berbentuk manusia.
Perubahan-perubahan dan organogenesis pada periode kehamilan.
1.      Embrio usia 2-4 minggu
·         Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik telur menjadi satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.
·         Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah darah pada hari ke-20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
2.      Embrio Usia 4-6 minggu
·         Sudah membentuk bakal organ-organ.
·         Jantung sudah berdenyut.
·         Pergerakan sudah Nampak dalam pemeriksaan USG.
·         Panjang embrio 0,64.
3.      Embrio usia 8 minggu
·         Pembentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti mulut, mata dan kaki.
·         Pembentukan usus.
·         Jantung mulai memompa darah.
4.      Embrio usia 12 minggu
·         Embrio berubah menjadi janin.
·         Usus lengkap.
·         Genetalia dan anus sedah terbentuk.
·         Menggerakan anggota badan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi, dan mulut membuka.
·         BB 15-30 gram.
5.      Embrio usia 16 minggu.
·         Gerakan fetal pertama (quickening).
·         Sudah mulai ada meconium dan verniks  cacesosa.
·         Sistem muskulokeletal sudah matang.
·         Sistem sraf mulai melaksanakan control.
·         Pembuluh darah berkembang dengan cepat.
·         Tanagan janin dapat menggenggam.
·         Kaki menendang dengan aktif.
·         Semua organ mulai matang dan tumbuh.
·         DJJ dapat didengar dengan Doppler.
·         Berat janin 0,2 kg.
6.      Janin usia 24 minggu
·         Kerangka  berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentukan tulang meningkat.
·         Perkembangan pernafasan dimulai.
·         Berat janin 0,7-0,8 kg.
7.      Janin usia 28 minggu.
·         Janin dapat bernafas, menelan, dan mengatur suhu.
·         Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru.
·         Mata mulai membuka dan menutup.
·         Ukuran janin 2/3 saat lahir.
8.      Janin usia 22 minggu
·         Simpanan lemak cokelat berkembang dibawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir.
·         Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fospor.
·         Bayi sudah tumbuh 38-43 cm.
9.      Janin usia 36 minggu
·         Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan memutar banyak.
·         Antibody ibu ditransfer kejanin, yang akan memberiakan kekebalan selama 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.

A.    Struktur Dan Fungsi Amnion
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat penting utuk diketahui. Air ketuban ini dapat dapat dijadiakan acuan dalam menentukan diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin. Beberapa aspek penting yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.
1.      Struktur Amnion
a.       Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1.500 cc.
b.      Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis.
c.       Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008.
d.      Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urat, kreatinin, sesl-sel epitel, rambut lanugo, ferniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6% gram/liter.
2.      Fungsi amnion
a.       Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda luar uterus.
b.      Memungkinkan janin bergerak bebas.
c.       Menstabilkan sushu tubuh janin tetap hangat.
d.      Menahan tekanan uterus.
e.       Sebagai pembersih jalan lahir.
3.      Cara mengenali amnion
a.       Dengan kertas lakmus.
b.      Makroskopis, berbau amis, adanya lanugo dan ferniks caseosa, serta bercampur meconium.
c.       Mikrokopis,terdapat lanugo dan rambut.
d.      Laboratorium, kadar ureum rendah dibandingkan air kemih (urin).
B.     Struktur, Fungsi, Dan Sirkulasi Tali Pusat
Tali pusat merupan bagian janin yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin, meskipun tidak menutup kemungkinan juga tali pusat ini dapat menyeabkan penyulit persalianan, misalnya pada kasus lilitan tali pusat. Beberapa hal yang penting yang perlu diketahui mengenai tali pusat antara lain sebagai berikut:
1.      Struktur tali pusat
a.       Terdiri atas dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis
b.      Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion
c.       Didalamnya terdapat jaringan yang lembek, yang dinanamakan selai warthon. Selai warthon berfungsi untuk melindungi dua arteri dan satu vena umbilikalis yang berbeda dalam tali pusat.
d.      Panjang rata-rata 50 cm.
2.      Fungsi tali pusat
a.       Media transportas dan oksigen dari plasenta ketubuh janin.
b.      Media transportasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh ibu serta
c.       Media transportasi zat antibody dari ibu ke janin .
3.      Sirkulasi tali pusat
a.       Kedua arteri dan satu vena yang berbeda dalam tali pusat menghubungkan sistem kardiovaskuler janin dengan plasenta.

C.     Struktur, Fungsi, Dan Sirkulasi Plasenta

1.      Struktur
a.       Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm.
b.      Berat rata-rata 500 gram.
c.       Letak plasenta umumya didepan atau di belakang dinding uterus agak ke atas kerah fundus.
d.      Terdiri atas dari dua bagian, yaitu sebagai berikut:
·         Pars maternal: bagian plasenta yang menempel pada desidua. Terdapat kontiledon (rata-rata 20 kentiledon). Dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin
·         Pars fetal: terdapat tali pusat (insersio, penanaman tali pusat).
2.      Fungsi
a.       Memberi makan pada janin
b.      Ekskresi hormon
c.       Respirasi janin, temapt pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
d.      Membentuk hormon estrogen
e.       Menyalurkan berbagai antibody dari ibu
f.       Sebagai barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikroorganisme kuman.
3.      Sirkulasi
a.       Darah ibu yang berasal dari spiral arteri disemprotkan dengan tekanan sistol 70-80 mmHg seperti air mancur kedalam ruang intervillair sampai mencapi chorionic late, pangakl dari kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua vili korialis dan kembali perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desidua.
b.      Pada saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin, dengan tujuan membuang CO2 dan mengikat O2.

D.    Sikulasi Darah Fetus
Mula-mula darah yang akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbikalis masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus  venosus arantii akan mengalir kevena kava inferior pula.
Di dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir sacara fisiologis ke atrium kiri melalui foramen ovale yang berada di antara kedua atrium ini selanjutnya darah mengalir dari atrium kiri ke vertikel kiri yang kemudian dipompakan keaorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir  kevertikel kanan secara bersama-sama  dengan darah yang berasal dari vena kava superior.
Abila dipotong dan diikatnya tali pusat,arteri umbikalis dan duktus venosus aranti akan mengalami obliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, kebutuhan ogsigen akan dipenuhi oleh udara yanag diisapnya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan.





ANATAIOMOI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI
A.    Sistem Reproduksi Wanita
Terdiri alat atau organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal: fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan atau dipengaruhi oleh hormon-hormon gonadotropin atau steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis–adrenal–ovarium. Selain itu terdapat organatau sistem ekstragonadatau ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
1.      Genitalia Eksterna
a.       Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b.      Mons pubis / mons veneris
1.      Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
2.      Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

c.       Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
d.      Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

e.       Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

f.       Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g.      Introitus atau orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h.      Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i.        Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2.      Genitalia Interna
a.       Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
·         Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
·         Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
·         Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1)      Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan dari endometrium
2)      Tempat janin tumbuh dan berkembang
3)      Tempat melekatnya plasenta
4)      Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.

a.       Serviks uteri (mulut rahim)
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
b.      Corpus uteri (batang badan rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
c.       Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

1)      Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.
2)      Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
3)      Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
4)      Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
5)      Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
6)      Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
7)      Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

a.       Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan arteria ovarica.
b.      Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.
d.      Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1.      Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
2.      Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3.      Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4.      Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
e.       Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).  Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Fungsi ovarium adalah :
a.       Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone
b.      Mengeluarkan telur setiap bulan
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
f.       Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :

·         Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
·         Alat untuk bersenggama
·         Jalan lahir pada waktu bersalin

B.     Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
1.      Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
a.       Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
·         Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferous
·         Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya genitalia interna pria.

1)      Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2)      Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin.

b.      Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
1)      Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
2)      Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis. Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
3)      Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
4)      Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.




c.       Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
1)      Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
2)      Kelenjar prostat
Prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi urethra  dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat menyumbat aliran  urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3)      Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).


2.      Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a.       Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
1)      Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup ) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2)      Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a.       Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika albuginea
b.      Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3)      Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum dibawah pengendalian SSO.

b.      Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.
1)      Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
2)      Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.



A.    KONSEPSI
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhinya beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut:
Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
1.      Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
2.      Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
3.      Tidak ada barrier atau hambatan sperma yang mencegah sperma mencapai, melakuakan penetrasi, dan samapai akhirnya membuahi ovum.
Agar terjadinya kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepatdihari wanita ovulasi karena sperma dapat hidup sampai tiga hari didalam vagina,sedangkan ovum hanya bertahan 12-24 jam setelah dikeluarkan dari ovarium (ovulasi). Ovulasi dapat dikenali melalui bentuk cairan vagian yang keluar. Jika terlihat bening, banyak, dan licin, maka ke.mungkinan besar wanita dalam keadaan subur, cairan secara bertahap akan menjadi kental dan berwarna putih keruh setelah melewati masa ovulasi. Selain itu ovulasi dapat juga diprediksi melalui penghitungan siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi pada hari ke-12  sampai hari ke-14 siklus menstruasi, namun cara ini kurang dapat digunakan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Diperkirakan ada 300 juta sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi dan yang dapat ditampaung oleh bagian belakang vagina, namun dalam perjalannya hanya beberapa ribu saja yang dapat mencapai tubafalopi. Lingkungan vagina yang asam dan adanya daya fagosit dari uterus membuat sebagian besar sperma tidak mampu untuk bertambah hidup, yang akhirnya dikeluarkan lagi melalu vagina.
B.     FERTILISASI
Fertilisasi merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum terjadi penyatuan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga menjadi buah kelamin.

Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai dengan fertilisasi.
a.       Sperma memasuki vagina
Sperma di ejakulasi di forniks vagina saat koitus, menuju ke ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.
b.      Proses kapasitasi
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk mencapai ampula tuba.
c.       Reaksi akromosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bisa menebus lapisan oosit/ovum.
d.      Sperma memasuki zona pellusida dan  corona radiate
Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan mengancerkan corona radiate dan zona pellusida.
e.       Reaksi granula kortikal
Merupakan sel-sel granulose yang berada di sekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk kedalam oosit, sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk.
f.       Fertilisasi
1.      Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk pronukleus pria.
2.      Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.
3.      Kedua pronukleus berfusi.
Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas bahan ginetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam setelah konsepsi mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Segera setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan akhirnyawaktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel-sel ya ng sama besarnya, disebut morulla. Proses selanjutnya adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba ke dalam kavum uteri pada tingkat blastula.



C.     IMPLANTASI (NIDASI)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada dindig depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang  excoeloma membentuk endotrm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar membentuk ruang amnion. Terbentuklah suatu lempeng embrional yang tumbuh di antara amnion dan yolk sac.

















PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI
Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi. Kehamilan akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung dari hari pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.
Pertumbuhan hasil konsepsi dibedakan menjadi 3 tahapan penting yaitu: tingkat ovum (telur) umur 0-2 minggu, dimana hasil konsepsi belum tampak terbentuk dalam pertumbuhan; embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh; janin (fetus) di atas usia 5 minggu dan sudah berbentuk manusia.
Perubahan-perubahan dan organogenesis pada periode kehamilan.
1.      Embrio usia 2-4 minggu
·         Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik telur menjadi satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.
·         Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah darah pada hari ke-20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
2.      Embrio Usia 4-6 minggu
·         Sudah membentuk bakal organ-organ.
·         Jantung sudah berdenyut.
·         Pergerakan sudah Nampak dalam pemeriksaan USG.
·         Panjang embrio 0,64.
3.      Embrio usia 8 minggu
·         Pembentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti mulut, mata dan kaki.
·         Pembentukan usus.
·         Jantung mulai memompa darah.
4.      Embrio usia 12 minggu
·         Embrio berubah menjadi janin.
·         Usus lengkap.
·         Genetalia dan anus sedah terbentuk.
·         Menggerakan anggota badan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi, dan mulut membuka.
·         BB 15-30 gram.
5.      Embrio usia 16 minggu.
·         Gerakan fetal pertama (quickening).
·         Sudah mulai ada meconium dan verniks  cacesosa.
·         Sistem muskulokeletal sudah matang.
·         Sistem sraf mulai melaksanakan control.
·         Pembuluh darah berkembang dengan cepat.
·         Tanagan janin dapat menggenggam.
·         Kaki menendang dengan aktif.
·         Semua organ mulai matang dan tumbuh.
·         DJJ dapat didengar dengan Doppler.
·         Berat janin 0,2 kg.
6.      Janin usia 24 minggu
·         Kerangka  berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentukan tulang meningkat.
·         Perkembangan pernafasan dimulai.
·         Berat janin 0,7-0,8 kg.
7.      Janin usia 28 minggu.
·         Janin dapat bernafas, menelan, dan mengatur suhu.
·         Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru.
·         Mata mulai membuka dan menutup.
·         Ukuran janin 2/3 saat lahir.
8.      Janin usia 22 minggu
·         Simpanan lemak cokelat berkembang dibawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir.
·         Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fospor.
·         Bayi sudah tumbuh 38-43 cm.
9.      Janin usia 36 minggu
·         Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan memutar banyak.
·         Antibody ibu ditransfer kejanin, yang akan memberiakan kekebalan selama 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.

A.    Struktur Dan Fungsi Amnion
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat penting utuk diketahui. Air ketuban ini dapat dapat dijadiakan acuan dalam menentukan diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin. Beberapa aspek penting yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.
1.      Struktur Amnion
a.       Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1.500 cc.
b.      Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis.
c.       Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008.
d.      Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urat, kreatinin, sesl-sel epitel, rambut lanugo, ferniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6% gram/liter.
2.      Fungsi amnion
a.       Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda luar uterus.
b.      Memungkinkan janin bergerak bebas.
c.       Menstabilkan sushu tubuh janin tetap hangat.
d.      Menahan tekanan uterus.
e.       Sebagai pembersih jalan lahir.
3.      Cara mengenali amnion
a.       Dengan kertas lakmus.
b.      Makroskopis, berbau amis, adanya lanugo dan ferniks caseosa, serta bercampur meconium.
c.       Mikrokopis,terdapat lanugo dan rambut.
d.      Laboratorium, kadar ureum rendah dibandingkan air kemih (urin).
B.     Struktur, Fungsi, Dan Sirkulasi Tali Pusat
Tali pusat merupan bagian janin yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin, meskipun tidak menutup kemungkinan juga tali pusat ini dapat menyeabkan penyulit persalianan, misalnya pada kasus lilitan tali pusat. Beberapa hal yang penting yang perlu diketahui mengenai tali pusat antara lain sebagai berikut:
1.      Struktur tali pusat
a.       Terdiri atas dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis
b.      Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion
c.       Didalamnya terdapat jaringan yang lembek, yang dinanamakan selai warthon. Selai warthon berfungsi untuk melindungi dua arteri dan satu vena umbilikalis yang berbeda dalam tali pusat.
d.      Panjang rata-rata 50 cm.
2.      Fungsi tali pusat
a.       Media transportas dan oksigen dari plasenta ketubuh janin.
b.      Media transportasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh ibu serta
c.       Media transportasi zat antibody dari ibu ke janin .
3.      Sirkulasi tali pusat
a.       Kedua arteri dan satu vena yang berbeda dalam tali pusat menghubungkan sistem kardiovaskuler janin dengan plasenta.

C.     Struktur, Fungsi, Dan Sirkulasi Plasenta

1.      Struktur
a.       Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm.
b.      Berat rata-rata 500 gram.
c.       Letak plasenta umumya didepan atau di belakang dinding uterus agak ke atas kerah fundus.
d.      Terdiri atas dari dua bagian, yaitu sebagai berikut:
·         Pars maternal: bagian plasenta yang menempel pada desidua. Terdapat kontiledon (rata-rata 20 kentiledon). Dibagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin
·         Pars fetal: terdapat tali pusat (insersio, penanaman tali pusat).
2.      Fungsi
a.       Memberi makan pada janin
b.      Ekskresi hormon
c.       Respirasi janin, temapt pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
d.      Membentuk hormon estrogen
e.       Menyalurkan berbagai antibody dari ibu
f.       Sebagai barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikroorganisme kuman.
3.      Sirkulasi
a.       Darah ibu yang berasal dari spiral arteri disemprotkan dengan tekanan sistol 70-80 mmHg seperti air mancur kedalam ruang intervillair sampai mencapi chorionic late, pangakl dari kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua vili korialis dan kembali perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desidua.
b.      Pada saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin, dengan tujuan membuang CO2 dan mengikat O2.

D.    Sikulasi Darah Fetus
Mula-mula darah yang akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbikalis masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus  venosus arantii akan mengalir kevena kava inferior pula.
Di dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir sacara fisiologis ke atrium kiri melalui foramen ovale yang berada di antara kedua atrium ini selanjutnya darah mengalir dari atrium kiri ke vertikel kiri yang kemudian dipompakan keaorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir  kevertikel kanan secara bersama-sama  dengan darah yang berasal dari vena kava superior.
Abila dipotong dan diikatnya tali pusat,arteri umbikalis dan duktus venosus aranti akan mengalami obliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, kebutuhan ogsigen akan dipenuhi oleh udara yanag diisapnya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan.





ANATAIOMOI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI
A.    Sistem Reproduksi Wanita
Terdiri alat atau organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal: fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan atau dipengaruhi oleh hormon-hormon gonadotropin atau steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis–adrenal–ovarium. Selain itu terdapat organatau sistem ekstragonadatau ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
1.      Genitalia Eksterna
a.       Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b.      Mons pubis / mons veneris
1.      Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
2.      Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

c.       Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
d.      Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

e.       Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

f.       Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g.      Introitus atau orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h.      Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i.        Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2.      Genitalia Interna
a.       Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
·         Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
·         Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah
·         Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.
Fungsi utama uterus :
1)      Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan dari endometrium
2)      Tempat janin tumbuh dan berkembang
3)      Tempat melekatnya plasenta
4)      Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.

a.       Serviks uteri (mulut rahim)
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
b.      Corpus uteri (batang badan rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
c.       Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

1)      Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.
2)      Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
3)      Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
4)      Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
5)      Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
6)      Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
7)      Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

a.       Arteri uterina
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan arteria ovarica.
b.      Arteri ovarica
Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri.
Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.
d.      Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
1.      Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
2.      Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
3.      Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
4.      Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
e.       Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).  Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Fungsi ovarium adalah :
a.       Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone
b.      Mengeluarkan telur setiap bulan
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
f.       Vagina
Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :

·         Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
·         Alat untuk bersenggama
·         Jalan lahir pada waktu bersalin

B.     Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
1.      Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:
a.       Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Fungsi testis, terdiri dari :
·         Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferous
·         Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya genitalia interna pria.

1)      Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
2)      Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin.

b.      Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
1)      Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
2)      Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis. Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula seminalis.. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
3)      Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
4)      Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.




c.       Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
1)      Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
2)      Kelenjar prostat
Prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi urethra  dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat menyumbat aliran  urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
3)      Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).


2.      Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a.       Penis
Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
1)      Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup ) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2)      Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum spongiosum vebtral di sekitar uretra.
a.       Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika albuginea
b.      Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.
3)      Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum dibawah pengendalian SSO.

b.      Skrotum
Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.
1)      Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum internal.
2)      Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »